Pengertian Konflik Sosial - rizkimegasaputra.com
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Konflik Sosial

Gambar : https://imgcdn.rri.co.id/__srct/b763d32e20ec5d473fd182b5c78d0964/1096494/ilustrasi_konflik_sosial.jpeg?v=1.0.3

A.    PENGERTIAN KONLFLIK

 

1.    Pengertian Menurut Bahasa

Kata Konflik berasal dari bahasa latin configere yang artinya saling memukul. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Konflik didefinisikan sebagai percekcokan,perselisihan atau pertentangan.

2.    Pengertian Menurut Tokoh

1.    Robert MZ Lawang, Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka dengan tujuan tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya.

 

2.    Kartono, Konflik merupakan proses sosial yang bersifat antagonistik dan terkadang tidak bisa diserasikan karena dua belah pihak yang berkonflik memiliki tujuan, sikap, dan struktur nilai yang berbeda.

 

3.    Soerjono Soekanto mendefinisikan konflik sebagai suatu proses sosial ketika seseorang atau sekelompok orang berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan disertai ancaman atau kekerasan.

Faktor-faktor Penyebab Konflik Sosial

 

B.    FAKTOR PENYEBAB KONFLIK SOSIAL

 

1.    Perbedaan Individu

2.    Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan

3.    Perbedaan Kepentingan

4.    Perubahan - Perubahan Nilai yang Cepat

 

C.    AKIBAT-AKIBAT KONFLIK SOSIAL

1)    Meningkatnya solidaritas sesama anggota kelompok Dalam kasus peristiwa pertempuran Surabaya, para pejuang tidak menghiraukan perbedaan suku, agama, organisasi politik, dan sebagainya. Mereka bahu-membahu melawan Inggris (Sekutu). Terjadinya konflik dengan kelompok lain justru dapat meningkatan solidaritas sesama anggota kelompok (in-group solidarity) yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.

 

2)    Retaknya hubungan antarindividu atau kelompok Konflik yang terjadi antarindividu atau antarkelompok dapat menimbulkan keretakan hubungan. Keretakan tersebut dapat terjadi sementara ataupun permanen. Kalian mungkin pernah konflik dengan temanmu, yang menyebabkan dalam beberapa waktu tidak terjalin hubungan yang baik. Namun, karena kemudian saling menyadari kesalahan, kalian berdua akhirnya saling memaafkan.

 

3)    Terjadinya Perubahan Kepribadian para Individu Perubahan kepribadian dapat terjadi pada kedua belah pihak yang mengalami konflik. Kedua belah pihak dapat saling menyesuaikan atau justru masing-masing mempertahankan kebenaran yang diyakini.

 

4)    Rusaknya harta benda dan bahkan hilangnya nyawa manusia . Contoh, konflik yang diakhiri dengan peperangan

 

5)    Terjadinya akomodasi, dominasi, bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam pertikaian.

 

D.   CARA MENANGANI KONFLIK

Proses penyelesaian konflik disebut akomodasi.

Cara menangani konflik yang terjadi yaitu:

1.    Menghindar

2.    Memaksakan Kehendak

3.    Menyesuaikan Kepada Keinginan Orang Lain

4.    Tawar Menawar

5.    Kolaborasi

Adapun beberapa bentuk penyelesaian konflik sebagai berikut.

1)    Koersi (coercion) yaitu bentuk akomodasi melalui paksaan fisik atau psikologis.

Sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/4893099/aksi-sadis-bos-bank-plecit-di-wonogiri-saat-tagih-utang-bikin-nasabah-diopname

Contohnya Rentenir yang melakukan tindak paksaan dan ancaman agar sang peminjam dana segera melunasi hutangnya

 

2)    Kompromi (compromise) yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam konflik saling mengurangi tuntutan untuk mencapai suatu penyelesaian.

Contohnya keluarga baru, mereka mempunyai masalah tentang tempat tinggal setelah menikah istri menginginkan tinggal di tempat orang tuanya, sedangkan suami tidak mau tinggal di rumah mertuanya.

 

3)    Arbitrase (arbitration) yaitu cara untuk mencapai sebuah kompromi melalui pihak ketiga majelis arbitrase yang bersifat formal karena pihak-pihak yang bertikai tidak mampu menyelesaikan masalah sendiri.

Contohnya sengketa antara Avanti dan Kementerian Pertahanan RI yang terjadi pada tahun 2018. Sengketa ini diselesaikan dengan menunjuk Lembaga London Court of International Arbitration (LCIA) sebagai arbiter.

 

4)    Mediasi (mediation) yaitu akomodasi melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral dan tidak berwenang mengambil putusan masalah.

Contohnya Guru menjadi pihak ketiga atau mediator ketika terjadi konflik di antara teman sekelas.

 

 

5)    Negosiasi (negotiation) yaitu proses komunikasi dua atau lebih pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan permasalahan dengan mencapai penyelesaian yang diterima semua pihak.

 

6)    Konsiliasi (conciliation) yaitu usaha mempertemukan pihak-pihak yang bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan. Konsiliasi merupakan mediasi yang bersifat lebih formal. Keputusan pihak ketiga dalam konsiliasi bersifat tidak mengikat.

 

7)    Rekonsiliasi (reconciliation) yaitu usaha menyelesaikan konflik pada masa lalu sekaligus memperbarui hubungan ke arah perdamaian yang lebih harmonis.

 

8)    Stalemate yaitu proses akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak memiliki kekuatan seimbang sehingga pertikaian berhenti dengan sendirinya.

 

9)    Transformasi konflik (conflict transformation) yaitu upaya penyelesaian konflik dengan mengatasi akar penyebab konflik sehingga dapat mengubah konflik yang bersifat destruktif[1] menjadi konflik konstruktif[2].

Contohnya Konflik Sampit Antara Suku Dayak dan Suku Madura

10) Ajudikasi (ajudication) yaitu penyelesaian konflik di pengadilan.

Contohnya kasus pembuhunan, perceraian

 

11) Segregasi (segregation) yaitu tiap-tiap pihak memisahkan diri dan saling menghindar untuk mengurangi ketegangan.

Contohnya lainnya yaitu pemisahan area pemukiman orang kaya dengan orang miskin serta perbedaan fasilitasnya.

 

12) Eliminasi (elimination) yaitu salah satu pihak yang berkonflik memutuskan mengalah atau mengundurkan diri dari konflik.

Contohnya konflik antar saudara di dalam sebuah hubungan keluarga.

 

13) Subjugation atau domination yaitu pihak yang mempunyai kekuatan lebih kuat dan dominan meminta pihak yang lebih lemah untuk memenuhi keinginannya.

 

14) Keputusan mayoritas (majority rule) yaitu keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak atau melakukan voting



[1] konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain.

[2] konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan.


Posting Komentar untuk "Pengertian Konflik Sosial"